22.11.12

bila tak tahu itu lebih baik dari tahu

Apa yang aku buat dan telah buat.
Mungkin agak kebudak - budakan. Bagi aku, ia menanda sebuah kedewasaan.

Jatuh dan bangun kembali. Jatuh lagi dan bangun lagi kembali.

Dan mulai sedar yang ;

Aku tak perlu jatuh lagi; hanya perlu terus bangun dan elak dari jatuh.

Dewasa bukan?


Sebab bila tahu itu ini.
Sakit sana sini.
Gundah tak sudah.
Tak keruan.

Jadi aku fikir yang ; lebih baik untuk tidak tahu dan menahu.

Jadi aku diam.
Kali ini aku diam.Dan betul - betul akan diam.

Perbuatlah apa - apa yang rasa perlu semahu.

Sebab aku tak tahu dan tak mahu ambil tahu.
Tak perlu ambil tahu dan malas ambil tahu.

Cuma yang aku tahu ; Tahu itu menyakitkan.

Lalu aku tak tahu.


Apapun persoalan - persoalan dilontar nanti.

Pergi waktu tatkala rasa itu sangat susah?
Selalu bagi rasa susah dan gundah?
Mana janji yang dulu - dulu?
Iri hati dan ego melampau?
Kenapa begitu begini?


Cermin!
Monolog bersama cermin itu lebih membantu. Lebih perlu.

Sebab cermin ; tak memaki - hamun.
Sebab jawapan itu ada pada cerminan.


Moganya satu hari nanti ;

Mereka ada dipijakan kaki di mana aku berpijak sekarang.

Mereka akan lebih faham.

Mereka mampu rasa apa aku rasa.


Dan kalau boleh. Kalau mampu ; senyum lah.

Dan yang pasti, tak diperlu lagi cermin itu.




Aku masih ada hidup; yang perlu dicorak.

























p/s : Komunikasi dua hala itu kadang - kadang tidak perlu.Bila ego maha tinggi menutup khilaf sendiri; tak bertempat.

Terima kasih ; cermin.



No comments: