Apa yang aku buat dan telah buat.
Mungkin agak kebudak - budakan. Bagi aku, ia menanda sebuah kedewasaan.
Jatuh dan bangun kembali. Jatuh lagi dan bangun lagi kembali.
Dan mulai sedar yang ;
Aku tak perlu jatuh lagi; hanya perlu terus bangun dan elak dari jatuh.
Dewasa bukan?
Sebab bila tahu itu ini.
Sakit sana sini.
Gundah tak sudah.
Tak keruan.
Jadi aku fikir yang ; lebih baik untuk tidak tahu dan menahu.
Jadi aku diam.
Kali ini aku diam.Dan betul - betul akan diam.
Perbuatlah apa - apa yang rasa perlu semahu.
Sebab aku tak tahu dan tak mahu ambil tahu.
Tak perlu ambil tahu dan malas ambil tahu.
Cuma yang aku tahu ; Tahu itu menyakitkan.
Lalu aku tak tahu.
Apapun persoalan - persoalan dilontar nanti.
Pergi waktu tatkala rasa itu sangat susah?
Selalu bagi rasa susah dan gundah?
Mana janji yang dulu - dulu?
Iri hati dan ego melampau?
Kenapa begitu begini?
Cermin!
Monolog bersama cermin itu lebih membantu. Lebih perlu.
Sebab cermin ; tak memaki - hamun.
Sebab jawapan itu ada pada cerminan.
Moganya satu hari nanti ;
Mereka ada dipijakan kaki di mana aku berpijak sekarang.
Mereka akan lebih faham.
Mereka mampu rasa apa aku rasa.
Dan kalau boleh. Kalau mampu ; senyum lah.
Dan yang pasti, tak diperlu lagi cermin itu.
Aku masih ada hidup; yang perlu dicorak.
p/s : Komunikasi dua hala itu kadang - kadang tidak perlu.Bila ego maha tinggi menutup khilaf sendiri; tak bertempat.
Terima kasih ; cermin.
No comments:
Post a Comment